Dalam perjalanan ini, banyak sekali kutemukan bentuk kepribadian manusia yang beraneka ragam. Namun ada satu bentuk yang sangat jarang bahkan belum pernah kutemukan dalam perjalanan ini, sebuah bentuk yang menanyakan "kamu kenapa?" akupun bingung kenapa. Semua manusia memang begitu adanya, sibuk dengan urusan pribadinya, sampai lupa bahwa darah yang mengalir di tubuhnya sedang bermasalah.
Kenapa mereka bisa tak menyadari itu? atau tingkat kepekaan seseorang memang berbeda? ah, aku lupa seesorang pernah berkata "jangan pernah mengharap kepekaan orang lain terhadap dirimu", kalimat itu menjadi penawar bagiku disaat berharap ada seseorang yang mengerti dengan kondisi perjalanan ini.
Aku pun membayangkan ketika di perjalanan, ada seseorang yang menanyakan hal itu kepadaku mungkin jawabannya akan sama, tidak tahu. Mungkin ini merupakan dampak dari hasil yang selama ini dirasakan, lupa akan rasanya sendiri, tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan bagaimana rasanya, yang dilakukan hanya pendam itu sedalam mungkin, ya, dia tidak akan hilang masih tersembunyi di dalam luasnya ruang hampa yang ada.
Mungkin ini jalan takdirku, harus berada dalam sebuah perjalanan yang amat sangat menguras tenaga, fikiran, mental, serta perasaan. Sempat terfikir, mungkin lebih baik benar-benar tidak ada dibanding ada tapi tak terasa keberadaannya.
Yang aku tahu dari semua ini, Tuhanku tidak akan meninggalkanku, tidak akan membiarkanku berjalan sendirian, menjadi satu-satunya tempat harapanku, tempat satu-satunya untuk bisa menuangkan segala apa yang ada di dalam ruang hampa, yang keberadaanNya selalu ada untuk ku, tidak pernah meninggalkan ku walau seburuk apapun aku, teman setia perjalanku.
Hahaha namun bodohnya aku, masih suka melanggar perintah dari teman setia ku, bahkan ketika Dia setia mendampingi ku, aku meninggalkannya, bodohnya aku. Hanya bisa berharap kemurahan hati Nya untuk selalu bisa memaafkan segala kebodohanku ini, kelemahan diri ini, terus temani aku, jaga dengan penjagaan yang terbaik, lindugi dengan pelindungan terbaik, tuntun sampai waktunya Engkau memanggil diri ini untuk bertemu.