Lama tak bersua kita, bagaimana kabarnya disana?
Tahun ini menjadi sangat sangat istimewa, dimana banyak hal kejadian yang sebelumnya tak pernah dirasakan, terfikirkan pun tidak rasanya. Persoalaan yang makin kesini dirasa makin memberatkan fisik terutama hati, menahan segala kerisauan, kegelisahan, ketakutan akan kegagalan, dan hal-hal yang ditakutkan untuk menyerang perasaan.
Berbagai kegiatan yang mestinya dilakukan dengan lapang hati, terasa sangat berat dilalui entah penyebabnya apa. Yang semestinya dilakukan dengan hati riang gembira, mendadak berat untuk bertemu bahkan sekedar untuk "hai" saja sulit rasanya. Yang seharusnya pembinaan dilakukan dengan bertahap lancar, ini bahkan hanya sekedar untuk bertanya "bagaimana ini pak?" malas rasanya.
Entah apa yang sedang terjadi dalam hati ini, rasanya sulit sekali untuk tetap berbuat baik kepada orang lain sementara mendapat balasan yang berbeda. Rasa rasanya dulu mudah saja untuk tetap merespond baik walau kadang bertolak belakang.
Melihat kembali apa yang sudah terjadi dan dilalui, timbul pertanyaan dalam benak "apa ini pentingnya punya partner dalam kehidupan?" entah kedepannya akan sedang maupun sedih, tapi tetap punya seseorang yang dijadikan pasangan untuk tetap maju kedepan walau berat rasanya.
Sayang, yang semestinya menjadi sandaran pertama dari segala keluh kesah kehidupan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan semestinya. Hanya ada penyalahan atas segala kejadian yang terjadi, seakan menutup mata dari kemungkinan yang bisa terjadi.
Sayang, yang selama ini menjadi penyelamat diantara beratnya yang harus ditanggung dia menghilang, memutus untuk menutup semua pintu yang kemungkinan bisa dilewati tapi apa boleh buat, kita siapa? tak punya kuasa atas pergerakan hati seseorang. Entah disadari atau tidak, dia menjadi penyelamat dikala tempat yang seharusnya menjadi utama untuk bercerita tidak dapat menjalankan perannya dengan baik. Mendengar segala keluh kesah yang selama ini dirasa, ketidakpercayaan diri sendiri akan kemampuan yang dimiliki, puncaknya jatuhnya air mata entah tanda bahagia maupun duka.
Disinilah baru menyadari, Pak Bi pernah berkata "kita ibarat ikan yang sedang memutar arah melawan arus, pasti berat" ya Pak anda benar sekali, saat ini aku pun demikian adanya keluar dari segala zona nyaman yang selama ini dirasa, berusaha melawan dari yang biasanya ada, entah bagaimana ujungnya namun yang bisa dilakukan hanyalah berusaha, walau terasa berat dan lambat.
Terlalu lama terlena dalam 'nyaman' sungguh tidak baik. Ketidaksiapan fisik dan psikis akan hal yang tak terduga di kemudian hari mengancam kestabilan emotional diri. Saat ini menutup diri bukan karena terlalu benci dengan dunia luar, hanya saja sedang berusaha mengembalikan sesuatu yang sebelumnya terguncang dengan hebatnya sehingga membuat berantakan isi didalamnya.